14/06/2024

Pesan Dari Abah

Jakarta, 10 Juni 2024. 

Saya datang dengan kepala kosong ke sebuah pendopo di daerah Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 
"Assalamualaikum, permisi, saya ada janji dengan teman-teman mau bertemu Bapak."

Kemudian saya bertemu dengan Kak Eghar (Kadept dan Ketua BEM FKUI), Mas Farizal (Harvard University Student, pernah terlibat dalam research center beliau), Kak Tio (Peneliti di Saturate), Gde (Peneliti di Saturate), dan dr. Pandu (yang baru saya kenal hari itu). 

Kami masuk ke sebuah pendopo dengan dinding dan lantai kayu, ada banyak sekali buku, di dinding-dindingnya terdapat lukisan beberapa pahlawan nasional termasuk Soekarno dan Pangeran Diponegoro. Dalam hati saya bergumam, "Wah, ini persis yang ada di Youtube saat itu."

Tidak lama setelah kami duduk, sosok yang dinanti itu datang menaiki anak tangga, tersenyum kepada kami. Sosok yang semula hanya bisa saya lihat di layar kaca dan sekarang nyata berdiri di depan saya.
"Wah tamu-tamu agung ini, maaf ya tadi saya tidur siang."
Ya ampun Bapak, kenapa minta maaf ya Pak. 
Beliau menyalami kami satu per satu dan mempersilahkan, "Please, have a seat." 
Kemudian kami memperkenalkan diri. Ketika disebut bahwa "...akan melanjutkan ke Oxford." aku masih berdesir juga dan untuk beberapa detik merasa, "oh iya? aku ya itu? duh beneran ya.."

Pertemuan hari itu cukup tiba-tiba, saya pun baru mendapat kabar pada pagi harinya. Tergopoh-gopoh meminta izin kepada Mamah, "Mah, teteh hari ini mau ke rumahnya Pak Anies Baswedan." Orang tua saya pun mengira saya bercanda, lagipula siapa saya.

Pertemuan hari itu tidak ada agenda khusus, singkatnya mungkin hanya sekumpulan anak-anak muda yang berada di persimpangan. Obrolan kami dibuka dengan, "Pak, bagaimana perjalanan Bapak dari seorang akademisi menjadi seorang tokoh publik?"

Kemudian beliau bercerita dan berikut adalah ringkasan yang sangat penting untuk saya ingat:
"Bedakan namanya galau dengan berada di persimpangan. galau itu perasaan emosional, saya tidak pernah galau, tapi saya sering berada dalam persimpangan. Kita pun bisa galau, meski kita tidak berada di persimpangan. Jadi dalam memutuskan sesuatu harus dengan hati dan pikiran yang tenang."

"Dalam memilih karir itu prinsip saya adalah harus yang 1) intellectually stimulating 2) financially rewarding 3) socially impactful."

"Tahun 2000, saya penelitian S3 di Indonesia. Waktu itu sedang ada isu pengeboman WTC dan saya gak bisa balik ke Amerika. Jadi yang harusnya 5 minggu saya jadi 5 bulan di Indonesia. saya keliling ke daerah-daerah meneliti tentang.. desentralisasi."

"Sebelumnya saya sudah punya topik disertasi, sudah saya buat proposalnya dan dipuji oleh dosen saya, waktu itu tentang peran kapitalis dalam orde baru. Namun pada saat saya mau melakukannya, saya tersadar.. buat apa saya nulis untuk masa lalu? saya harus menulis tentang masa depan. Di detik itu lah saya mengubah topik disertasi saya tentang desentralisasi. Saya harus punya tiket ke masa depan, bukan masa lalu karena itu yang akan jadi masa depan bangsa ini."

"Do not stop loving Indonesia, unconditionally. Saya cinta sama Indonesia, cinta itu tidak ada pamrih, sama seperti kita mencintai orang lain, sama seperti ibu mencintai anaknya. apa karena anaknya punya kekurangan lantas sang ibu bilang 'son, sorry I don't love you anymore'. Kan tidak begitu, sama dengan Indonesia. Bagaimana pun kondisinya Indonesia, saya mencintai Indonesia. Pada saat saya kembali dari Amerika itu, pertumpahan darah di mana-mana, separatisme, tidak karu-karuan negeri ini, tapi saya tetap pulang karena saya cinta Indonesia."

ada satu lagi yang rasanya sangat dekat dengan saya, "Pada waktu itu saya menyadari bahwa Jogja terlalu lamban. Jogja itu seperti sanctuary. Tapi masa depan ada di Jakarta."

sama seperti aku mendefinisikan Bandung; tenang, aman, tidak tergesa. tapi aku tau bukan di kota itu aku akan merasa hidup. 

terimakasih banyak Abah untuk semua cerita-cerita baiknya, sungguh beruntungnya kami mendengarkan langsung nasihat dari Abah, semoga jadi amal jariyah untuk Abah dan semoga kami dapat menyayangi Indonesia ini bersama-sama. 




star strucknya masih berasa!
SAMPAI SEKARANG 




No comments:

Post a Comment