28/11/2019

Day 88: Sudah Selesai




Penerbangan 14 jam Amsterdam Jakarta kini ditempuh sendirian,
Membuat rasanya serupa dengan penerbangan Jakarta Bengkulu yang selalu dijalani setiap enam bulan sekali. 
Duduk di samping jendela; langitnya tetap biru, awannya tetap putih. 
Tidak ada yang berbeda antara Amsterdam dan Jakarta 
Sudah selesai episode alternatif kehidupannya, 
penerbangan ini pun seolah menghantarkan pada gerbang kenyataan kembali,
Masih banyak yang harus dibenahi,
Begitu pun mimpi-mimpi yang harus dijalani

Mungkin ingatan tentang Leiden kelak akan menjadi seperti ingatan tentang malam tahun baru di depan rumah; pernah nyata namun jauh sekali rasanya. 
Seperti pernah terjadi di lain dimensi
Sepulang dari sini, mungkin tidak ada yang berbeda. 
Jakarta akan tetap jadi Jakarta,
pun dengan Leiden di sana. 
Kanal-kanalnya masih ada perahu walau kalau musim dingin lebih sedikit, 
pohonnya saja yang gugur lebih banyak dari biasanya.
Apa-apa yang pernah ada sejatinya tidak ke mana-mana
Yang pergi ialah perasaan-perasaan yang menyertai.

Sudah selesai, 
tidak perlu lagi pergi ke luar berlapis dua jaket,
atau mengayuh sepeda saat hujan yang tak reda-reda
atau berusaha belajar karena takut memalukan nama kampus, 
atau setiap ingin memutuskan membeli sesuatu dikali dulu dengan enam belas ribu lima ratus, 
tak risau lagi masak apa hari ini,
takut-takut juga pemilik rumah tiba-tiba datang 
dan marah lagi karena kamar mandi masih basah,
atau karena lupa mengeluarkan tong sampah ke depan rumah,
Sudah selesai pelariannya.

Pertanyaan selanjutnya, apakah episode kehidupan alternatif tersebut memang selayaknya membuat saya bertumbuh?
Atau semata-mata hanya pelarian singkat dari apa-apa yang harus dihadapi?
Pelarian dari apa-apa yang sudah terjadi. 
Bagaimana mengevaluasinya?
Apa yang berbeda dari saya saat ini dan tiga bulan lalu? 
Selain memiliki potret dan memori yang sebatas hanya dikenang,

Saya tidak merasa siap pulang, 
pun begitu juga dengan tidak merasa tidak siap pulang
Yang saya tahu, saya harus pulang sesederhana karena waktunya sudah tiba
Tentang waktu; sesuatu yang kadang manusia tahu 
namun lebih sering tidak menentu 

Sampai kapan? Berapa lama lagi? 
Saya tahu penerbangan ini empat belas jam, 
Saya tahu pelarian saya lamanya delapan puluh tujuh hari, 
Saya tahu kalau saya seringkali menghitung waktu.
Dan seringkali pula saya tahu, saya tidak mahir berhitung. 

No comments:

Post a Comment