29/11/2022

LCD Laptop

Patah hati hari ini adalah ketika pulang dari RS Persahabatan menyadari tiba-tiba LCD laptopku pecah. Sangat tiba-tiba. Dugaanku karena aku, dengan lugunya, menyelipkan dokumen diantara layar dan keyboard, ternyata Macbook seringkih itu. Jadi rindu laptop-laptop lamaku. 

Malam ini aku terlalu lelah untuk menangisi laptop, meski hari ini adalah payment check pertama. Aku justru tertampar dengan sebuah kenyataan: jangan pernah jadikan uang sebagai motivasi. apa pun. 
Selain karena gak akan ada habisnya, ternyata bisa hilang kapan saja. 
Meski kita merasa "memiliki" karena sudah bekerja selama ini, nyatanya... everything in this world is impermanent: wealth, people, position, you name it. How vague the world is... 

Mungkin teguran lagi supaya lebih banyak sedekah, 
mungkin memang harus waktunya mengeluarkan uang untuk service laptop. 
Apa pun alasannya, musibah selalu gak enak. 
Selalu ada satu detik di mana kita akan berandai-andai, sesederhana aku berandai menaruh saja dokumen itu di tas. Sesederhana itu, tidak perlu lah aku pusing-pusing bertanya kepada service center. Karena yang sudah rusak, tidak akan bisa diperbaiki. kalau pun iya, ada harga yang sangat mahal yang harus dibayar. 
Filosofi-nya itu. 

Doakan semoga laptop ini kembali normal. Sudah lelah, kerjaan lagi bertubi-tubi. Selalu patah hati setiap lihat laptop, tapi lebih patah hati lagi lihat bayangan di cermin. 

Sore ini sempat ditegur Mamah, "Teteh ngumpulin uang banyak-banyak, buat apa?"
Kan mimpiku banyak, Mah, dan semuanya butuh uang.  

tapi bukan itu sejatinya, 
karena pada akhirnya semuanya juga bukan milik kita. 
karena kita tidak pernah punya apa-apa. 

No comments:

Post a Comment