21/02/2021

Diri Sendiri

Sometimes I just don't get the paradox. 
The abstract concept of life.
They said, you are the one who will never leave yourself, yet humans are social creatures. 
They said, you could be a fully right package but at the wrong address, yet the fate is never wrong. 
How could be?

Saya dulu akhirnya percaya, 
bahwa mempercayai orang itu tidak ada ruginya, 
untuk meringankan beban, 
untuk memastikan saya tidak sendirian, 
tapi percaya itu juga yang dirusak, 
meninggalkan saya dengan rasa rugi berkepanjangan,
saat manusianya bahkan tidak lagi bernapas di sekitar saya. 
saat lebih mudah mengingatnya mati saja. 

Kemudian dulu saya percaya, 
bahwa hasil akan sebanding dengan usaha, 
tapi ternyata ada banyak usaha yang tidak bisa diusahakan.
Sesuatu yang tidak bisa diubah. 
Sesuatu yang pada akhirnya membuat kalah. 

Kemudian dulu saya percaya, 
Apa-apa yang paling kita idamkan, 
pasti akan terasa membahagiakan, 
Nyatanya ketika saya hidup di benua yang dulu hanya sekadar bunga tidur, 
saya remuk dan ingin pulang. 

Kemudian, saya percaya,
kalau mimpi mimpi yang kita punya pasti menghantarkan sang pemimpinya pada mimpi mimpi baru, 
termasuk, mimpi-mimpi buruk lainnya. 

Linglung. 
Bingung.
Menyadari betapa mudahnya diri saya tersulut, 
kembali di kondisi yang sudah tidak mau saya ingat lagi. 

Saya bingung berhadapan dengan seonggok emosi ini. 
Harus saya apakan? 
Apa dia akan kembali mencekik saya seperti sebelumnya? 
Apa dia akan mengubah saya menjadi monster seperti tahun tahun lalu? 
Saya harus apa... 


Kali ini, 
Saya sudah tahu saya cuma punya diri sendiri, 
Jadi saya berjanji pada diri sendiri, 

Saya tidak akan membuka diri, 
Menerima orang lain, 
Meletakan rasa percaya saya lagi, 
Pada siapa pun,
Sampai mimpi saya tercapai. 
Tidak akan lagi lagi saya biarkan orang lain merusakan kebahagiaan yang sejak lama saya impikan. 

Ternyata ada yang lebih menyedihkan dibanding kegagalan dalam proses bermimpi, 
Tidak bisa bahagia, bahkan saat berhasil, seribu kali lipat lebih menyiksa. 

Saya takut bahagia. 
Saya takut sedih. 
Karena keduanya akan menarik saya ke tempat yang sama, 
Ke lubang gelap tempat bertanya, 
If you knew exactly this is what will happen, 
then why bother trying? 
Why bother trying?


No comments:

Post a Comment