08/11/2017

Ritme

Tiga ditambah tiga akan jadi enam
Dua ditambah empat tetap jadi enam 
Sembilan dikurang tiga masih tetap enam. 

Satu hal yang saya banyak belajar di masa perkuliahan ini di mana setiap orang berusaha untuk terus meningkatkan kapasitas dirinya masing-masing. 
Nyatanya, di manapun kita selalu terbatas ruang dan waktu. 
"tahu batasan diri tapi jangan membatasi diri"

dengan jadwal super padat dan ujian yang datang silih berganti 
butuh keterampilan khusus 
tapi bagaimana kalau memang tidak mampu?
bagaimana kalau ritme saya memang seperti ini?
bagaimana kalau saya memang tidak mau diganggu seminggu sebelum ujian?
bagaimana kalau batasan diri saya memang sebegininya?


bagi saya yang setiap habis begadang langsung sakit seminggu, mengurangi jatah tidur itu mustahil
sekalipun saya sudah minum kopi. Karena setelah minum kopi, perut saya sakit sebegitu parahnya. 
bagi saya yang sangat sulit menghapal mati, belajar sehari dua hari itu benar-benar tidak mungkin 
terlebih manajemen panik saya buruk sekali. 
Buruk. 
Lama kelamaan, saya justru menghabiskan waktu bertanya-tanya apa yang salah dari cara belajar saya, bukan justru melakukan hal itu. 

Kalau begini, apa kapasitas saya tidak bisa meningkat?
apa saya gak bisa jadi orang hebat?
apa pada akhirnya saya cuma jadi mahasiswa yang belajar doang?
apa semua orang-orang itu mengorbankan waktu belajarnya?
di saat tujuan utama saya ada di sini ya belajar sebanyak-banyaknya?

menyusun prioritas sebijak-bijaknya adalah pelajaran penting yang sayang sekali belum saya dapatkan selama saya di sekolah kehidupan. 
dulu, saya terlena sebegitunya, menganggap belajar bisa dilakukan lain kali, 
mengganggap saya sepintar itu bisa belajar dalam waktu singkat. 
nyatanya enggak, saya terseok-seok, harus mengejar orang lain dengan kecepatan yang jauh berkali-kali lipat. 
lelah seperti itu, sungguh. 

rasanya kali ini semua orang sudah cukup dewasa untuk tahu apa yang memang penting bagi dirinya, 
dan jika memang yang penting bagi setiap orang berbeda, ya sudah kan, tidak apa-apa?

jika memang sulit mengerti prioritas orang lain, 
saya rasa, diam lebih mudah.


pembelajaran teramat berharga, di umur ini saya rasa semua orang sudah cukup dewasa untuk tahu batasan dan prioritas diri. 

in the end, it's about how to deal with urself, right?



1 comment:

  1. Still reading your blog Fona, and I am so related to this post anyway :") you are not alone, and perhaps ur choice will never turn you off. semangaaat!

    ReplyDelete