Istirahat

Sudah seminggu deactivate twitter dan instagram. Sesuatu yang seharusnya saya lakukan dari dulu tapi selalu ada kepikiran takut ketinggalan. Padahal tidak ketinggalan apa-apa juga. 

Sejauh ini merasa jauh lebih sehat, ya sehat memang harus diusahakan, tapi kalau belum siap usaha tidak perlu dipaksa juga.

As long as you need to. 

Sebenarnya menenangkan karena yang berinteraksi dengan saya benar-benar yang ingin saya interaksi dan ada kebutuhannya.

Ternyata saya tidak butuh banyak tahu tentang kehidupan orang lain, apalagi yang hanya mendatangkan rasa sakit tak berkesudahan. 

Keluarga, terutama dedek, berperan sangat besar sekali dalam perjalanan sembuh yang sama sekali tidak enak ini. 

Saya senang karena jadi bisa fokus dengan apa-apa yang saya senangi.

Saya sudah senang menulis lagi. 

Ah ya, saya jadi sering buka wattpad karena saya senang membaca cerita--yang sifatnya entertaining.

Entah, semakin ke sini saya melihat media sosial arahnya sudah bergeser menjadi edukasi dan komersil.

Lelah juga saya lama-lama. 

Kalau masalah ilmu dan edukasi, mohon maaf setiap hari saya masih dijejali kuliah dari pagi hingga sore.

Kalau masalah komersil, ya gapapa sih rezeki orang, tapi sisi "story telling" dalam media sosial sekarang semakin berkurang.

Jujur saya hanya ingin tahu kabar terdekat orang-orang. 

Tapi dipikir lagi, kalau saya benar peduli dengan orangnya pun akan saya tanya langsung kabarnya. 

Sedang berusaha sekuat tenaga menahan diri untuk konsisten dengan pilihan yang menyenangkan ini, mungkin kelak akan berubah. 

Lagipula tidak ada yang mencari juga.