banyak teman-teman turun ke jalan,
pergerakannya tidak ditunggangi kepentingan golongan,
tapi rakyat.
Sejak masih di bangku sekolah, saya seringkali tersihir oleh romantisme demonstrasi,
sebuah privilege yang dimiliki mahasiswa,
saya membayangkan betapa gagahnya jika menyuarakan kepentingan orang banyak,
lengkap pula apabila memakai jaket kuning; salah satu motivasi saya untuk menjadi mahasiswa di kampus makara.
karena katanya, kampus itu adalah kampus perjuangan
karena konon, apabila jaket kuning turun ke jalan, negara tidak dalam kondisi yang baik-baik saja
selama masa kuliah saya bergabung di departemen kajian dan aksi strategis,
pengalaman pergerakan mahasiswa saya belum banyak,
hanya dua kali benar-benar turun ke jalan,
long march menuju rektorat dan di depan Kemenristekdikti
saya bersyukur pernah punya kesempatan itu
saat ini saya jauh sekali dari Jakarta,
tapi saya tergugah karena romantisme perjuangan itu ada,
saya tidak peduli dosen di depan bicara apa soal metabolisme lipid atau sindrom metabolik,
negara saya sedang tidak baik-baik saja
betapa semua orang hatinya tergerak,
bahkan mereka yang mengaku sendiri sebelumnya tidak pernah peduli
jujur saya perasaan sedih itu ada,
kalau suatu hari anak saya bertanya, "Ma, waktu 24 September, Mama ikut turun?"
ah ingin sekali jawab iya,
sambil bercerita betapa meskipun banyak orang seringkali meremehkan perjuangan seperti ini,
tapi perjuangan itu tetap layak ditempuh
jadi saya haturkan rasa terimakasih banyak kepada teman-teman yang sudah turun,
atau yang belum bisa turun,
namun doanya tercurah
terimakasih sudah mewakilkan keresahan yang sama
terimakasih sudah lagi-lagi membuktikan bahwa kemerdekaan bangsa kita memang diraih dengan keringat dan perlawanan, bukan pemberian semata.
dan itu harus terus diingat serta diamalkan
sehingga kalau bangsa kita dijajah lagi,
tidak ada yang bisa dilakukan selain melawan!
hari ini mengenakan pakaian hitam ke kampus,
semoga doa-doa saya sampai meski ribuan kilo dipisahkannya.
toh perjuangan pun beragam bentuknya,
di sini pun sedang berjuang,
demi kesehatan Indonesia yang makin baik suatu hari nanti
mulai lelah ada di sini,
segalanya membuat lelah,
kondisi negeri yang sangat menghancurkan hati sampai-sampai membuat lupa saya pun masih patah hati.
semoga bisa bahagia lagi,
pasti, suatu hari nanti.
ah, empat tahun itu sebentar bukan?
Rijnsburgerweg, Leiden.
09.05,25 Sept.
No comments:
Post a Comment