29/11/2018

Monolog

Awal modul selalu menyenangkan karena artinya memiliki kesempatan untuk duduk sebentar dan tidak melakukan apa-apa.
Terlalu jauh juga untuk mulai mencicil. And here I am, sitting in my favorite place, perpustakaan pusat.
Sebuah keyakinan yang saya miliki sejak dahulu adalah tentang kekuatan menulis. 
Manusia diberi anugerah sebegitu besarnya untuk bisa menangkap dan mencerna kejadian yang dialami lewat panca indera, namun sebegitu mudahnya juga bisa melupakannya. 
Dan banyak cara untuk mengabadikan itu, terlebih teknologi sudah berkembang sebegitu pesatnya. Walaupun berdasarkan ilmu yang saya pelajari sih untuk membuat memori bertahan lama adalah mengulang-ulang itu sehingga terbentuk lebih banyak sinaps di otak. 
Hm, kenapa tulisan ini jadi mirip latar belakang esai.

Ya, bagi saya yang minim kemampuan foto/videografi, cara terbaik untuk mengkristalkan momen adalah dengan menulisnya. 
Dulu saya punya buku catatan kecil di mana saya menuliskan ide serandom apapun yang saya pikirkan, ide-ide serandom makan gulali saja akhirnya bisa saya tuangkan ke dalam sebuah cerita.
Filosofis sekali saya, in that time
kehadiran platform blog ini pun membuat saya bersyukur. Kalau sedang luang saya seringkali membaca ulang cerita-cerita yang saya tulis sendiri di sini. Bertumbuh bersama itu menyenangkan, terima kasih sudah menemani sejak kelas 5 SD.

Saya beruntung ketika merasakan kembali energi kebahagiaan yang pernah ada, walaupun pada saat itu saya merasa apa yang saya alami tidak lebih dari kejadian kebetulan semata, bagian dari takdir yang sudah dituliskan. 

Semakin hari pun manusia sibuk membentuk citra dirinya, hanya ingin menyuguhkan apa yang menurut mereka pantas dibagikan ke orang lain. Contoh nyatanya adalah kenapa harus ada konsep second account? Semakin bertambah usia, hidup kita kan memang makin rumit. 

Banyak sekali yang saya ingin tulis. 
jadi saya mau buat reminder untuk diri sendiri; apa saja hal yang saya tidak rela apabila saya kelak lupa. 
Dipikir-pikir lagi, saya tidak peduli deh blog post ini tidak beraturan, saya hanya ingin menulis saja di sini, walaupun sudah tidak indah lagi. Siapa tahu bermula dari ketidakjelasan cerita hari ini saya bisa mulai buat yang sedikit menarik, hehe. 

Anyway saya pun senang dengan hadirnya Twitter yang memang fungsinya sebagai miniblog, I talk a lot there, hehe. Semoga Twitter terus bertahan lama ya, banyak cerita yang saya bagi di sana.
Pada dasarnya saya memang suka bercerita dan mendengarkan cerita.
Hobi saya buka blog orang-orang lalu membaca, rasanya seperti mengetahui sisi lain yang sangat personal padahal kenyataannya itu juga dibagikan di dunia maya.

Banyak sekali kejadian yang terlewat dituliskan, saya gak mau karena saya tidak menulisnya, Fona di masa depan merasa hidupnya biasa aja. Hei, kehidupan kampus mu tidak seburuk itu kok, kamu masih banyak belajar dan berkembang juga. 

Ya mari kita urutkan highlight of this semester! Berhubung semester ini hanya tersisa 4 minggu. Hm, tuh kan dunia berputar terlalu cepat tanpa kita sadari. 
Actually, one of my biggest fear is one day I'll wake up in the middle of the night when I am 35 years old and I realize all of my youth has gone. I am too old for the world. Is it scary?

Oke daftar kejadian yang sudah terlewati hingga penghujung bulan November ini adalah :
1. School of Kastrat
Seharusnya ini tidak boleh lupa, pertama kali menjadi Project Officer di kampus
2. Solo dan Jogja Trip with Mamah  
3. Yogyakarta Trip karena ikut IMSF 
4. Pasfes-FK Unpad
terimakasih banyak doanya dikabulkan, pertama kali mendapat juara
5. Solo traveling ke Purwokerto, 
lagi-lagi alhamdulillah berbuah manis, "sesungguhnya Allah Maha Mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui" 
6. JIMU 2018! 
7. Akhirnya berhasil mendaftar dan ikut placement test IELTS setelah seiri itu melihat update teman-teman yang student exchange, akhirnya menyadari juga betapa mimpi saya untuk merasakan kuliah di luar sedang memanggil-manggil.
Mungkin ini mimpi sederhana dan saya pun masih tidak tahu juga kenapa bermimpi seperti ini,
kalah hebat dengan mimpi-mimpi besar sekeliling saya tentang berdampak nyata untuk masyarakat, memberikan pengabdian terbaik atau membangun generasi.
Keinginan saya? Kalau boleh jujur saat ini yang terbesar sih menginjakan kaki di London.

Tapi, bagi saya mimpi adalah adalah perihal sakral. Selayaknya seorang anak, saya mau mimpi itu tumbuh dengan sebaik-baiknya.
Tidak ada yang tahu juga apa yang bisa saya berikan jika kesempatan itu akhirnya datang, mungkin muara atas tulisan atau ide yang selama ini hanya berserakan.

Di luar kejadian-kejadian itu sebenarnya banyak kontemplasi yang sudah berujung pada konklusi. 
Tulisan ini sebenarnya adalah monolog dengan diri sendiri, apresiasi yang ingin saya berikan : 

  • selamat karena sudah belajar bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa memberikan sesuatu pada orang lain, 
  • selamat karena kamu sadar betapa pentingnya memiliki sosok mentor dalam perjalanan hidup, sesuatu yang sayangnya tidak kamu miliki sekarang. membagikan idealisme itu bukan lewat sesi seminnar dengan penuh api-api, tapi lewat percakapan di sudut kedai kopi atau celetukan kecil yang mengetuk hati orang lain. Ini adalah sebenar-benarnya pengingat untuk diri sendiri, harus siap menjadi sosok yang mungkin saat ini belum sempat kamu temui
  • selamat karena sudah menerima bahwa semua orang punya waktunya masing-masing; yang dibutuhkan adalah sebanyak-banyaknya usaha dan doa, ditambah sedikit keberuntungan 
  • selamat karena seringkali memutuskan berhenti sejenak, salah satunya dengan menulis ini. 
  • selamat karena kamu semakin berkembang! 
mungkin lelah, 
lebih sering lagi merasa you're not good enough,
tapi masih ada waktu,
selalu ada waktu. 
dunia tidak apa-apa kalau pun harus menunggu

dan yang terpenting, 
sekali menulis pantang berhenti!

No comments:

Post a Comment