Dari matamu,
menuju surga nampak semudah berlari ke halaman belakang,
tempat segelas susu disodorkan
dan menjemput pelukan
Dari matamu,
dunia dan seisinya adalah rumah kita
sederhana dan rapi
ramai tanpa tikai
Dari matamu,
malam tidak pernah panjang
segala abu mampu dimengerti kalbu
realita dan mimpi adalah teman yang baik
Sampai aku memeluk segala pilu
Separuh bersandar di hari yang terlalu dini
Dari mataku, tidak pernah begitu
Sementara,
Matamu kini terhalang kaca dan pigura waktu
terang di sana memanggil pulang.
pada teduhnya sorot
yang selalu menjadi sebaik-baiknya penenang.
No comments:
Post a Comment