14/10/2015

Ini lagi-lagi tugas Bahasa Indonesia, ceritanya analisis puisi dari teks sejarah Habibie-Ainun,
rasanya blog ini terasa semakin tidak berisi. 

Kehormatan Di Balik Kesepian
Ada yang selalu terkenang
Pertama kali cerita mekar di Kota Kembang
Kita masih terlalu muda untuk mengerti
Pesan rahasia tentang takdir dua manusia
Maka Tuhan selipkan jeda di antaranya

Ternyata semesta tidak tega memisahkan kita terlalu lama
Langit dengan segala mekanismenya mengantarkan aku
Pada seorang penyembuh rindu
Yang selalu aku tunggu sejak tujuh tahun yang lalu
Dan biar ibukota menjadi saksi kita

Bila tak erat waktu mengikat hati,
Biar aku mengikat kamu
Bahwa mendampingimu itu inginku

Wahai jiwa yang akhirnya aku gapai,
Kaulah rasa tidak ternilai,
Tiada ku idamkan lagi wanita lain di bumi
Selain bidadari yang akan melahirkan buah hati

Kebersamaan kita di tiap hari adalah tetes demi tetes bahagia
Yang siap diteguk malaikat surga,
Biar tenang waktu berjalan, jadi syahdu tanpa riuh

Samudera kehidupan mengantar kan kita pada suatu masa
Yang berhak memanggil kamu Ibu, bukan hanya anak anak kita
Tapi satu juta orang lain yang nasibnya ada di pundakku

Saat itu negeri penuh gemuruh
Tak sekalipun kau kumandangkan keluh, padahal jelas penuh peluh
Kau sepenuhnya berdiri dan menerima,                                                             
Waktuku yang kian habis membenahi bangsa
Sederhanamu  selalu menenangkan jiwa

Rasanya belum banyak aku membuatmu bahagia,
Amat sedikit masa kita berdua terasa
Walau sejatinya, aku tahu, kamu tidak pernah benar-benar menjadi milikku
Segala yang ada akan menjadi tiada
Dan sungguh aku tidak berdaya apa-apa

Maka ketika kemarau gersang itu menyapa,
Akulah manusia nelangsa yang paling tersiksa
Ternyata cinta terlalu kuat, mudah meremuk aku
                                                                                                   
Kepulangan surya tidak sesesak kepergianmu,
Sembab malam temaram,
Atas perpisahan yang terlanjur dicatat malaikat,

Dan dengan air mata yang jatuh di alam nyata,
Aku haturkan salam perpisahan panjang,
Biar ia saja yang memegang jerit hati inginkan kau kembali
Telah aku siapkan sekotak tanah di samping jasadmu
Semoga engkau dan surga masih sabar menunggu aku 



"Kayaknya gue kalau jadi cowok bakal jadi cowok romantis deh, sayangnya gue cewe."

No comments:

Post a Comment