17/08/2013

Merdeka! Dirgahayu NKRI, selamat 68 tahun Indonesia.

17 Agustus, Selamat Hari Kemerdekaan dan Pembacaan Proklamasi, Indonesia!
Oke, prolognya gini. 
Gue sebagai anak bangsa yang memegang teguh Pancasila dan berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia serta menjunjung tinggi Bahasa Indonesia kemudian juga mencintai Negara merasa banyak berhutang budi sama Ibu Pertiwi #tsah. Ya gitu, cuma nggak tau gimana meng-ekspresikan kecintaan gue sama Indonesia. Gue cinta sama Indonesia.  Aduh, narsis, mohon maaf lahir dan batin. 

Yaudah, iya to the point. Jadi, beberapa hari yang lalu tepatnya saat gue membuka sebuah loker di dalam sebuah kamar. Gue menemukan beberapa lembaran kertas. Saat dibaca...... Oh.... Masya Allah! Ternyata itu adalah............



puisi. Iya, itu kertas-kertas adalah puisi.  Puisi buat FLS2N, 2 tahun lalu dan juga 3 tahun lalu. Pas masih kelas 7&8. Waktu itu temanya tentang kebudayaan Indonesia, that's why gue suka males ikut lomba, karena temanya ditentuin. Gue baca dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Ya ampun...... itu karangan bikinan siapa ya Allah. Buatan siapa... mengapa begitu amat. 
Jadi, mumpung ini peringatan Hari Kemerdekaan dan gue sebagai anak bangsa yang memegang teguh Pancasila dan berpedoman pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia serta menjunjung tinggi Bahasa Indonesia dan juga mencintai Negara.   memutuskan untuk menuliskan puisi itu di sini. Kata mereka kita tidak boleh melupakan sejarah. Harus menghargai masa lalu. wks.
(ini puisi pas FLS2N kota Bogor tahun 2011, karena yang 2010 terlalu menyayat hati, sampai gue menyesal membacanya dan mengutuk diri sebagai pembuatnya)

Dari Pangkuan Pertiwi. 

Sang garuda menatap dari cakrawala
Negeri yang disebut zamrud khatulistiwa
Bangsa yang dinaungi nama nusantara
Indonesia, selalu punya cerita. 

Tutur pujian tak henti mampir di telinga
Decak kagum selalu tercipta
Ribuan sajak lahir karenanya
Surga kultur dunia ini pantas dipuja

Indonesia, 
Ku junjung engkau setinggi hulu
Ku senandungkan diri mu di selendang dendang
Tanah air tempat lagu semesta dilantunkan
Tumpah darah yang dibayar darah merah
Tempat ku merindu di pangku Ayah-Ibu.

Insannya berjiwa Pancasila
Keputusannya berasas demokrasi 
Daulat dipersembahkan pada rakyat 
Master ekspor yang tersohor

Tajamkan daun telinga, 
Dengar dengan kalbu
Sayup-redup di tepi Pantai
Nyiur melambai dengan gemulai
Di atas pasir terderai
Simfoni negeri ikut bernyanyi
Penari Bali terus menari, lirik tajam, tatap tegas. 
Tabuhan gamelan mengiringi, seseg keras, penuh bergegas
Tepuk tangan sorak sorai gemuruh sama sama
Sang dalang selesai memainkan wayang

Malam sudah terlalu mabuk
Angin mendesir dan merasuk
Namun masih ada perjaka yang berjaga, walau mata mengantuk
Budanya ronda sejak dahulu terbentuk
Tak akan hilang walau zaman semakin terkutuk

Etika bersapa jangan dilupa
Bangsa ini masih memiliki tata krama
Terikat erat dengan generasi muda

Garuda, 
Terbangkan aku menyusuri langit nirmala mu
Berlari sepanjang corak batik mu
Hanyut dalam alunan musik nusantara mu
Dilindungi busana adat mu
Berbekal senjata tradisional
Menyusuri dan mensyukuri segala karunia Maha Pencipta
Bersatu dalam sebuah mantra sakti, "Bhineka Tunggal Ika"

Dari pangkuan pertiwi, 
Aku mematri, memilih diksi, mencipta puisi. 
Dan aku berani berjanji, 
Aku selalu bangga menjadi anak negeri. 



Iya, cheesy abis. Ya namanya juga buat lomba, speak aja banyakin:p
gue juga ngga ngerti apa yang bikin juri nilai puisi itu juara 3, yang tahun 2010 yang lebih menjijikan justru juara 2, alhamdulillah. 

Jadi sekarang cuma itulah yang gue persembahkan memperingati kemerdekaan.
Semoga kita semua semakin bangga menjadi anak bangsa.
Semakin bangga bernaung di Indonesia.
Meningkatkan rasa nasionalis nggak cuma berdiri lama lama dan mendengarkan dengan seksama amanat pembina upacara. Dengan nonton film/baca buku bisa ningkatin nasionalisme kita.
Dan, film yang bikin gue bangga sekaligus haru tentang Indonesia sekaligus ngerasa malu karena gue belum pernah ngelakuin hal hal yang berarti buat bangsa ini adalah :
Pasti tau kan? Filmnya perdana tayang di TV hari ini kok. Saran gue, agar lebih dapet mending baca bukunya. Bukunya emang nggak mendayu dayu dengan bahasa bahasa puitis kaya buku terbitan Gagas Media, bukunya tuh nggak menggurui tapi kita dapet banyak pelajaran. Tentang cita dan cinta. Termasuk cinta tanah air. Sepanjang perjalanan mereka ke Mahameru kita dipertontonkan lukisan alam Indonesia. Kampret. Ajaib banget. Terutama pas mereka udah sampai puncak, ikut upacara disana, ngomong satu-satu. betapa ajaibnya Indonesia. Serius, tonton filmnya utamanya baca bukunya!
Yang bikin gue tambah seneng sih karena ada ini :

he...he...he... ganteng ya? banget....
Fahri ku Genta ku Karang ku
Calon ku 
Fedi Nuril kuh 
dia jadi Genta. Bikin gue melek sepanjang film. O-O 
cinta tidak mengenal usia, kan?


"Sebuah kehormatan bagi saya. Saya... Genta telah mendaki Mahameru bersama kalian tercinta.. di Tanah Air tercinta ini. Kehormatan ini tidak akan saya lupakan seumur hidup saya."
"Suatu kehormatan juga bagi saya dan kehormatan itu buat kita semua... saya Arial, seorang yang sangat mencintai tanah ini."
"Juga bagi saya... Arinda, Indonesiaku.. saya mencintaimu sepenuhnya."
"Saya Zafran, saya mencintai negeri indah dengan gugusan ribuan pulaunya sampai saya mati dan menyatu dengan tanah tercinta ini."
"Dan selama ribuan langkah kaki ini melangkah, selama hati ini bertekad, hingga semuanya bisa terwujud sampai disini jangan pernah sekalipun kita menyerah mengejar mimpi kita... saya Riani, saya mencintai tanah ini dengan seluruh hati saya."
"Saya Ian... saya bangga bisa berada disini bersama kalian semua. Saya akan mencintai tanah air ini seumur hidup saya, saya akan menjaganya, dengan apapun yang saya punya, saya akan menjaga kehormatannya seperti saya mennjaga kehormatan diri saya sendiri. Seperti saya akan selalu menjaga mimpi-mimpi saya terus hidup bersama tanah air tercinta ini."

"Saya, Fona, bangga bernaung dalam Merah Putih, mencintai tanah air ini sebagai tempat dimana 60% air di dalam tubuh saya berasal dari sungai-sungainya. Saya bangga menjadi putri negeri yang ditaruhkan masa depan diatas genggaman kami. Perjuangan belum selesai. 
Indonesia. Saya mencintai mu, sampai saya tidak dapat lagi menghirup oksigen dari atmosfir."

Yang terakhir memang bukan dari 5cm, tapi dari hati gue. #tsah. silahkan muntah. 
 "Lebih baik disini, dirumah kita sendiri."

dan gue masih percaya sama khayalan gue saat disuruh bikin news Bahasa Inggris, 
gue memberitakan bahwa Indonesia adalah negara adidaya mengalahkan Amerika. 
Silahkan tertawa, tapi saya percaya. 

Dirgahayu Indonesia ku, 
Semoga engkau terbebas dari penjajahan, oleh pemerintah mu sendiri.




MERDEKA!
atas nama anak bangsa, 

Fona Qorina. 


2 comments: